Saturday, February 27, 2010

GEREJA ; TUBUH KRISTUS

1 Korintus 10 : 16 - 17

Salah satu gerakan penting dalam sejarah gereja ialah gerakan oikumene. Apa yang didoakan dan diusahakan oleh para pemimpin gereja ini adalah merespons doa Tuhan Yesus, agar "mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau" (Yoh. 17:21). Sungguh suatu visi dahsyat yang menjadi gairah Yesus sampai merupakan pokok syafaat-Nya sebelum berpisah dengan para murid-Nya. Namun adalah kenyataan tragis sebab hal itu sedikit saja terwujud. Memiliki kepekaan bahwa aku adalah bagian dari saudara-saudara seimanku dalam Kristus terlepas dari bagaimana pengalaman rohani serta keterhisaban denominasi yang bersangkutan. Memiliki kesadaran bahwa yang mengaku, menghidupi, dan berkarya demi dan dalam nama Yesus adalah seperti aku juga, anggota dari Tubuh Kristus yang Satu!

Kesatuan tersebut jelas bukan bersumber dari kesatuan organisasi, meskipun mengupayakan adanya payung organisasi yang akrab adalah penting, melainkan hasil Sang Kepala, Kristus, yang mengaliri orang Kristen, semua gereja lokal, segenap denominasi Kristen dengan aliran hidup, daya, dan karya-Nya. Ini adalah visi dan cita-cita yang layak didoakan, didambakan, dan diusahakan. Namun kita tahu bahwa ini hanya akan menjadi impian indah tapi hampa bila kita tidak berbuat apa-apa di tataran jemaat lokal!
Di tataran jemaat lokallah tempatnya kita memperlakukan saudara seiman benar-benar sebagai saudara dalam iman. Saling mendoakan, saling memerhatikan, saling tegur, saling mendukung, saling melayani. Apabila kata "saling" sudah begitu meresap dalam kepekaan kita berjemaat, maka kita sedang membuat langkah berarti dalam mewujudkan kenyataan Gereja sebagai Tubuh Kristus! Renungkanlah, Anda merasa kehilangankah bila ada teman seiman tidak hadir dalam ibadah hari Minggu? Ataukah Anda merasa kuasa pelayanan akan berkurang bila Anda tidak bersedia ambil bagian dalam suatu pelayanan?

Hal-hal praktis ini penting kita aktifkan, sebab Gereja, Tubuh Kristus itu bukan sesuatu yang di surga kelak. Kini dan di dalam kita! Apabila kesedaran ini meluas ke relasi oikumenis, oh.. alangkah dahsyatnya!